Entah apa yang ada di pikiran saya sehingga terciptalah
judul yang seperti itu. Berawal dari pengalaman pribadi saya sendiri, saat
silaturahmi ke rumah teman. Tepatnya di dusun Kenayan, Banyuroto, Sawangan,
Magelang. Daerah yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Memanfaatkan
berkah dari lereng merapi.
Awalnya sihh, sama saja dengan desa lainnya. Teneng, sejuk,
indah… tempat agrowisata yang sesungguhnya lah. Pemandangan ladang-ladang
sayuran, serta buah seperti strawberry.
Dan pada saat kami akan menjalankan ibadah sholat ada
beberapa orang lewat masjid, merka pun berkata “pinarak mas…..” (bahasa jawa)
yang kurang lebih berarti “mari mampir ke rumah kami, mas…..”. dengan
spontan kami pun menjawap “nggih pak…. Nggih bu….” (ya pak… ya bu…). Masih terlihat
biasa sih… keramahan yang biasa ditunjukan orang jawa.
Yang memebuat terkejut itu, setiap orang yang berpapasan
dengan kami selalu berbicara seperti itu. Bahkan ada ibu-ibu yang bilang
seperti itu, padahal diatas kepala beliau pun sedang membawa ikatan besar pohon
jagung dari sawah.
Sebuah pemandangan langka di kota-kota besar . jangankan
saat bekerja, orang yang sama-sama seperusahaan saja tidak pernah menyapa.
Keramah tamahan khas yang tidak akan pernah terlupakan
seumur hidup. Jika orang yang tidak kenal saja bisa berbuat ramah mengapa kita
tidak bisa. Salah satu hal yang paling mudah dan pasti akan menghadairkan
ketentraman bermasyarakat.
Belajar dari lereng merapi, sebuah hal kecil pun akan terasa
besar apabila ikhlas melakukannya. Senyum, sapa, salam…. Sebah perinsip yang
saya dapatkan dari perusahaan yang mungkin malah akan lebih saya praktekkan di
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar